followers

Senin, 27 Juni 2011

On Day Monday #19 - Jussy Rizal “Lurik”

Melirik Lurik sebagai Simbol Perjuangan

Kata lurik merujuk pada sebuah nama kain. Pembuatannya melalui proses tenun. Tentu saja ini tradisional dan handmade.  Kata lurik berasal dari bahasa Jawa, yaitu lorek, yang artinya garis-garis. Dari bahan yang saya baca, corak motif garis-garis pada kain lurik itu menjadi lambang kesederhanaan. Sederhana dalam penampilan maupun dalam pembuatan namun sarat dengan makna (Djoemena, Nian S., 2000). Nah, On Day Monday kali ini kita akan bersama-sama melirik lurik dari Jogjakarta. 

kain lurik

Mari berkenalan dengan Mas Jussy Rizal. Dia adalah pengelola dari perusahaan tenun lurik KURNIA di kawasan Jogjakarta bagian selatan. Perusahaan ini berdiri hampir setengah abad yang lalu (1962). Adalah Sang Kakek dari Mas Jussy yang memprakarsainya. Dulunya beliau adalah penenun juga, lalu bersama teman-temannya membangun usaha ini. 

Tenun Lurik Kurnia

Melewati berbagai era, usaha ini menjadi satu-satunya perusahaan kain tenun lurik di kawasan tersebut.  Mas Jussy mulai mengelola usaha ini dari tahun 2008 lalu. Lulusan Psikologi UGM ini memaparkan bahwa yang membuatnya termotivasi untuk menjalankan usaha ini adalah kecintaannya pada kain lurik itu sendiri. Kain lurik dianggap sebagai simbol perjuangan keluarganya. Selain itu, menjadi simbol perjuangan juga untuk mempertahankan kain lurik sebagai kekayaan budaya Jawa. 

Saat ini, KURNIA Lurik mempunyai 55 orang (30 diantaranya adalah penenun) yang senantiasa semangat bekerja untuk mempertahankan eksistensi kain lurik. Dalam sehari, seorang penenun mampu menghasilkan 8 meter kain lurik dengan lebar 70cm. 

salah satu ruang tenun

Adaptasi dengan zaman membuat Mas Jussy melakukan inovasi di berbagai sisi usaha ini. Dia mengembangkan beberapa motif baru untuk kain lurik (baik warna atau corak). Kain lurik yang sudah jadi, dia coba juga gabungkan dengan proses sablon dan batik. Selain itu, dia mencoba membuat kain lurik menjadi barang jadi yang lebih fungsional. Selain memenuhi permintaan pasar lokal, Mas Jussy juga membuat jalur pemasaran yang lebih luas, antara lain dengan mengikuti berbagai pameran dan juga website yang bisa ditengok di www.kurnialurik.com. Terlepas dari itu semua, Mas Jussy tetap mempertahankan kain tenun lurik yang punya rasa personal karena tradisional dan handmade. 

kreasi kain tenun

Persaingan juga tak lepas dijumpai. Muncullah teknologi mesin penenun otomatis yang mampu menghasilkan kain tenun lurik dengan kapasitas jauh lebih besar. Selain itu, muncul juga kain lurik printing. Tapi Mas Jussy menolak untuk menggunakan alat-alat tersebut. Lalu bagaimana membedakan antara kain tenun lurik tradisional, kain lurik dari mesin penenun otomatis, dan kain lurik printing? Mas Jussy punya tips, kalau printing jelas satu sisi saja motifnya, kalau tradisional di kedua sisinnya ada motif. Sedangkan kain lurik dari mesin otomatis punya kerapatan yang konstan, sedangkan yang tradisional kadang kurang konstan. 

tulisan yang tertempel pada salah satu alat tenun
seperti janji dan semangat

Sebuah tantangan besar yang harus dilewati oleh Mas Jussy adalah membangun minat konsumen terhadap kain tenun lurik tradisional ini. Dia mengaku, kain lurik masih belum sepopuler kain batik. 

Menurut saya, apa yang menarik dari segala sesuatu yang dibuat secara personal adalah cerita yang ada di baliknya. Begitu juga dengan kain lurik. Segala motif yang disajikan oleh kain lurik apalagi dengan motif klasik, pasti punya cerita tersendiri, baik itu berisi tentang harapan, atau simbol-simbol tertentu. 

Kita tengok saja kain tenun lurik yang dipakai oleh Abdi Dalem Keraton Jogjakarta. Mereka menggunakan kain tenun lurik dengan motif yang bernama Telupat. Maksud dari Telupat adalah telu papat, yang artinya tiga empat. Hal ini menjelaskan tentang tiga yang melambangkan rakyat, dan empat yang melambangkan raja. Dan tidak ada jarak diantara keduanya, seperti angkat tiga dan empat. Selain itu, ada juga motif yang cukup populer, namanya Hujan Gerimis. Motif ini mencoba menjelaskan tentang hujan gerimis yang menjadi simbol harapan dan kesuburan. 

Cerita-cerita semacam ini adalah nilai lebih yang mampu ditumpangkan di atas proses tradisional dan handmade. Sehingga kain tenun lurik mampu mencuri perhatian banyak orang. 

Secara garis besar, kronologi pembuatan kain tenun lurik terbagi dalam beberapa proses. Yang pertama adalah pewarnaan benang.  Lalu masuk dalam proses pemintalan. Setelah itu penataan benang yang sudah dipintal dalam urutan-urutan tertentu sesuai motif. Proses ini dinamakan sekir atau penghanian. Setelah itu masuklah ke alat tenun untuk kemudian ditenun. 

proses pewarnaan benang, jemur, lalu dipintal, 
dan jadilah gulungan benang

proses penghanian, lalu masuk ke proses tenun

Bagi Mas Jussy, semua orang yang terlibat dalam usaha ini adalah keluarga. Walaupun hampir semua pekerjanya sudah berumur, tapi mereka masih punya semangat untuk tetap bekerja. Tentu saja dengan sebaik-baiknya. Mas Jussy punya pesan hangat untuk kita semua, “Memakai lurik itu berarti mempertahankan budaya kita sendiri.” Saya setuju dengan hal itu! :)

salah satu penenun yang minta difoto ketika kami berkunjung
dia sedang membuat motif Manca Warna

Tidak terasa tulisan saya sudah sepanjang benang yang dipintal. Bunyi khas alat tenun juga masih terngiang-ngiang. Suatu pengalaman yang berharga bisa melihat langsung proses pembuatan lurik dan tahu seluk beluknya. Ada sebuah harapan, semoga suatu saat nanti, kain lurik bisa sejajar dengan batik yang dipatenkan sebagai warisan budaya bangsa. Sampai jumpa di On Day Monday minggu depan! Ondee mandeeee..! :)


Jussy Rizal 
Krapyak Wetan RT 07 RW 55 no. 133
Panggungharjo, Sewon, Bantul
Yogyakarta 55188
(0274) 372168

8 komentar:

Sari Sulistiyo mengatakan...

waaa...pas banget ,,aku lg jatuh cinta sama lurik,,
seperti menemukan air di padang pasir,,hehe,,
kapan2 main ke tempatnya mas jussy rizal ah...;D
makasiy Ojan & mba Putri..
kalian emang selalu memberikan inspirasi&informasi berharga ;D

OJANTO mengatakan...

siiiipp!!! :D :D silakan disruput informasinya :)
ditunggu ya produk2 kreatif dari kain luriknyaaa.. hihihi :D

vitalia mengatakan...

Waah.. thanks reportase-nya, senangnya menambah wawasan tentang lurik.. :)

OJANTO mengatakan...

sama sama.. :) senang bisa berbagi seperti ini.. :)

osi menoadji mengatakan...

astagaaa,ini mah jose temen sma sayah,

OJANTO mengatakan...

waaaa.. akhirnya kalian bisa bertemu juga di sini.. hahaha.. :D :D

paperpleased mengatakan...

waahhh suka banget postingan ini! lurik nya cantik2! thumbs up for ojan&putri!

OJANTO mengatakan...

hihihi.. Terima kasih mba Angel! :D
luriknya emang oke oke!!! hihi

Share This

Related Posts with Thumbnails